Selasa, 06 Maret 2012

CARA MEMBUAT PROPOSAL USAHA DISERTAI CONTOH PROPOSAL USAHA

CARA MEMBUAT PROPOSAL USAHA DISERTAI CONTOH PROPOSAL USAHA

Contoh proposal usaha atau contoh proposal bisnis akn saya sampaikan dalam posting kali ini. pada posting sebelumnya saya sudah meyampaikan pentingnya membuat proposal usaha.


Cara membuat proposal usaha atau proposal bisnis adalah sebagai berikut. Yang harus tercantum di sebuah proposal usaha atau proposal bisnis adalah:

. Hasil Studi Kelayakan Usaha yang membahas tentang potensi pasar targeting dan segmenting

• Kebutuhan investasi atu modal

• Biaya operasional

• Neraca awa yang berisi estimasi pendapatan,margin, biaya ops dan keuntungan

• Strategi bisnis

CONTOH PROPOSAL USAHA SEMBAKO


BAGI Anda yang ingin membuka suatu usaha namun memiliki kendala modal maka
sebaiknya membuat proposal usaha untuk ditawarkan kepada investor atau
penyandang modal, pihak bank dan lembaga keuangan. Keuntungan yang diperoleh
jika Anda mampu menyusun proposal adalah:

a. Investor atau bank dapat memahami dengan baik usulan usaha yang ditawarkan.

b. Investor atau bank dapat memberikan penyertaan modal atau pinjaman yang
diperlukan.

c. Memperoleh kesempatan mengembangkan usaha ke skala yang lebih besar.

d. Mendapatkan calon relasi usaha yang lebih luas.

Berikut adalah susunan dari suatu proposal usaha pada umumnya:

1. Judul Proposal Usaha

2. Ringkasan Proposal Usaha

Pada dasarnya merupakan ringkasan gambaran proposal usaha. Biasanya investor
atau bahkan pihak bank sebelum membaca secara lengkap mengenai proposal usaha
yang ditawarkan, pertama ingin mengetahui lebih dahulu dengan cepat mengenai
prospek usaha. Jika mereka tertarik, maka akan membaca secara lengkap proposal
usaha yang kita ajukan. Namun bila tidak tertarik, pada umumnya calon investor
atau bank kemungkinan besar akan menolak usulan usaha tersebut

3. Analisis Permintaan-Penawaran dan Persaingan Usaha.

Kelangsungan suatu kegiatan usaha bergantung kepada adanya kebutuhan atau
permintaan atas barang dan jasa. Untuk mengetahui kebutuhan konsumen atau
permintaan, diperlukan survei atau observasi (pengamatan). Survey dimaksudkan
untuk mengumpulkan data dan informasi di lapangan yang berhubungan dengan
bidang usaha yang akan dijalankan, sehingga ditemukan hal-hal yang memungkinkan
tumbuh berkembangnya kegiatan ekonomi baru. Berikut contoh pengumpulan data
untuk membuka suatu jenis usaha di suatu lingkungan perumahan tertentu.

Misalkan kita ingin membuka toko barang kebutuhan sehari-hari maka sebaiknya
dilakukan pengumpulan data untuk dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai
berikut :

- Jumlah KK 500

- Pendapat rata-rata/per bulan per KK Rp 1.000.000,00

- Prosentase biaya hidup dibandingkan pendapatan adalah 80 % atau Rp 800.000,00

- Rata-rata biaya hidup utama (beras, lauk-pauk, sandang dll) adalah 60 % dari
total biaya hidup 0.6 x Rp 800.000,00 = Rp 480.000,00

- Pendapatan yang dibelanjakan di lingkungan sendiri adalah 25% dari biaya
hidup utama atau 25% x Rp 480.000,00 = Rp 120.000,00

Data itu menghasilkan kemungkinan belanja di lingkungan sendiri, misalnya 40%
kepada pedagang keliling (lauk pauk) dan sisanya 60% ke toko kebutuhan hidup
sehari-hari atau sebesar 0,6 x Rp 120.000,00 = Rp 72.000,00 karena itu, potensi
permintaan kebutuhan hidup utama sehari-hari yang dapat dipenuhi melalui
belanja toko adalah Rp 72.000,00. Per KK per bulan. Selain itu perlu pula
pengamatan atas kedua toko yang ada di kawasan tersebut dengan mengetahui
besarnya nilai dagangan kemampuan jual serta karakter pembeli (misalnya barang
yang laku dan yang kurang laku). Jika hasilnya menunjukkan hanya sebagian kecil
potensi permintaan yang telah digarap atau kita yakin bahwa kita dapat bersaing
dengan toko yang sudah ada, maka masih terdapat peluang membuka usaha baru yang
menjual kebutuhan hidup sehari-hari.

4. Aspek Produksi

Apabila dalam usulan usaha terdapat kegiatan memproduksi suatu jenis barang
maka dalam proposal tersebut sebaiknya dijelaskan mengenai teknologi yang
diterapkan, mesin dan peralatan serta spesifikasi harga. Juga sebaiknya
dijelaskan proses produksi secara singkat, bagan dan arus produksi, kapasitas
produksi yang direncanakan, rencana produksi dan karyawan yang dibutuhkan.

Penting juga dijelaskan mengenai bahan baku dan bahan pembantu untuk
memproduksi barang tersebut. Penjelasan tersebut dapat mengacu kepada

a. Sumber dan ketersediaan bahan baku dan bahan penolong.

b. Mudah tidaknya pengadaan bahan baku dan bahan pembantu.

c. Volume bahan baku dan bahan penolong yang diperlukan sesuai dengan rencana
produksi.

d. Sistem pembelian bahan baku apakah tunai atau kredit.

Hal yang perlu diterangkan, adalah lokasi usaha, bisa dengan cara membuat
gambar peta lokasi usaha secara kasar, termasuk status kepemilikannya.

5. Rencana Pemasaran

Apabila ingin membuat rencana pemasaran maka hal terpenting yang harus
dijelaskan minimal mencakup 4 aspek meliputi produk yang akan dibuat atau
dijual, harga berapa produk tersebut akan dijual, promosi yang akan dilakukan
dan di mana serta ke mana produk tersebut akan dipasarkan atau sering disebut
dengan istilah saluran distribusi. Rencana pemasaran dalam jargon pemasaran
dikenal sebagai Marketing Mix (Bauran Pemasaran) yang terdiri dari 4 P :
Product, Price, Promotion dan Place.

6. Rencana Keuangan

Proyeksi atau rencana keuangan umumnya dibuat dalam jangka waktu 5 tahun dengan
periode tahunan atau minimal setahun dengan periode bulanan. Jadi misalkan
proyeksi keuangan 5 tahun maka sebaiknya dibuat proyeksi keuangan tahun ke 1
sampai dengan tahun ke 5. Apabila proyeksi keunagan cuma setahun maka dibuat
proyeksi bulanan yaitu dari bulan Januari sampai Desember.

Rencana atau proyeksi keuangan minimal terdiri dari :

- Proyeksi laba rugi

- Proyeksi neraca

- Proyeksi arus kas (sumber dan penggunaan dana)

Dalam membuat rencana atau proyeksi keuangan maka yang perlu diperhatikan
adalah membuat asumsi-asumsi yang bersifat realistik sebagai dasar pembuatan
proyeksi atau rencana keuangan. Didasarkan atas asumsi-asumsi yang realitik dan
wajar maka proposal usaha dapat memberikan gambaran kepada calon investor
tentang kemungkinan laba dan risiko yang mungkin terjadi apabila asumsi
penjulan dan asumsi biaya tidak tercapai.

Asumsi-asumsi yang penting untuk dilakukan adalah :

I. Asumsi produksi

a. Jam dan hari produksi (per hari, per minggu, per bulan, dan per tahun)

b. Kapasitas produksi (per jam, per minggu, per bulan dan per tahun)

c. Berapa produksi barang yang dihasilkan (harian, mingguan, bulanan, tahunan)

II. Asumsi Penjualan

a. Hari penjualan (dalam seminggu, dalam sebulan dan dalam setahun)

b. Harga jual barang atau jasa (per unit, per lusin, per boks dan lain-lain)

c. Penjualan pada saat awal periode penjualan (minggu pertama, bulan pertama,
tahun pertama)

d. Pertumbuhan penjualan dalam periode tertentu (mingguan, bulanan, tahunan)

III. Asumsi Biaya

a. Biaya produksi langsung

b. Biaya bahan baku

c. Biaya bahan penolong

d. Biaya tenaga kerja

e. Biaya administrasi

f. Biaya penjualan

g. Biaya bunga pinjaman

h. Biaya lain-lain

Berdasarkan rencana atau proyeksi keuangan yang dibuat berdasarkan
asumsi-asumsi yang realitis tersebut maka sebagai kesimpulannya dapat dihitung
dan disajikan beberapa evaluasi keuangan. Evaluasi keuangan dapat menggunakan
beberapa parameter finansial dasar yang umum dioakai dalam menentukan layak
tidaknya suatu proyek usaha untuk dijalankan atau tingkat profitabilitas suatu
usaha. Parameter-parameter tersebut adalah a). net present value (NPV), b).
internal rate of return (IRR), c). return on investment (ROI), dan d). payback
period (PP).

7. Lampiran

Informasi tambahan lain yang mendukung dan penting, dapat disertakan dalam
lampiran proposal usaha seperti :

a. Struktur Organisasi dan manajemen.

b. Jaminan, khususnya bila kita ingin meminjam dari bank tentunya diperlukan
jaminan, sehingga apabila kita memiliki asset yang dapat dijaminkan maka dapat
dicantumkan wujud jaminannya seperti tanah dan bangunan, mesin serta jaminan
lain.

c. Gambar-gambar atau foto-foto pendukung.

d. Fotokopi dokumen-dokumen resmi perusahaan seperti: SIUP, TDP, NPWP, Akta
Pendirian.

e. Hal lain yang perlu ditambahkan

PEmanfaatan teknologi dan informasi

Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran. Kutipan dari Kurikulum untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
·  Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya · Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.
Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa
dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
· Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
· Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah seharihari.
Dengan melihat isi dari kurikulum tersebut, kita harus mengintegrasikan TIK dalam proses belajar mengajar di madrasah bukan hanya untuk mata pelajaran teknologi dan informasi saja. Melihat kondisi TIK pada saat ini dan perkembangannya di masa datang, kita harus mempersiapkan diri dan melakukan perencanaan yang matang dalam mengimplementasikan TIK di madrasah. Jika kita tidak memulainya sekarang maka madrasah sebagai salah satu institusi pendidikan selain sekolah yang berada dibawah Depdiknas akan tertinggal oleh sekolah lain. Jika ini terjadi, usaha kita akan semakin berat untuk mensejajarkan madrasah dengan sekolah lain. Di satu sisi, kita sedang berusaha mengejar ketertinggalan dalam mata pelajaran khususnya MIPA dan BahasaInggris, di sisi lain TIK akan membuat kita tertinggal semakin jauh. Mengamati Program Pengembagan TIK yang dilakukan Depdiknas Untuk mengejar ketertinggalan pemanfaatan TIK di sekolah dari negara lain, saat iniDepdiknas mempunyai program pengembangan TIK secara besarbesaran.
Ada tiga posisi penting di Depdiknas dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1.    Bidang kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara teknis baik hardware dan software masuk dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT center di seluruh Indonesia. Untuk menghubungkan sekolahsekolah di sekitar ICT center dibangun WAN (Wireless Area Network) Kota.
2.    Pustekkom, sebagai salah satu ujung tombak dalam pengembangan TV pendidikan interaktif, Elearning dan ESMA. Program ini bertujuan untuk mempersempit jurang perbedaan kualitas pendidikan antara kota besar dengan daerah.
3.    Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), bertujuan untuk mengintegrasikan kedua program di atas agar terbentuk sebuah jaringan yang menghubungkan semua sekolah di Indonesia. Sehingga diperkirakan di masa depan semua sekolah di Indonesia akan terkoneksi dengan internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.
Pengembangan TIK di Madrasah secara Mandiri
Kita belum terlambat untuk mempersiapkan diri dalam penguasaan TIK sebagai media pembelajaran di madrasah. Mulai saat ini pihak madrasah dan Majlis Madrasah harus membuat sebuah program pengembangan TIK secara menyeluruh. Ada beberapa poin untuk membuat suatu perencanaan pengembangan TIK, diantaranya:
1.  Mempersatukan visi dan misi pengembangan TIK yang ingin dicapai antara Kepala sekolah, guru dan majlis madrasah.
2.  Pembentukan Komite Teknologi (Organisasi Labkom) yang mandiri
3. Mengidentifikasi infrastruktur lembaga, baik hardware, software maupun sistem dan jaringan yang sudah dimiliki
4.  Penentuan hardware dan software yang akan digunakan atau dikembangkan.
5. Mengidentifikasi SDM yang dimiliki
6.  Menentukan bentuk pelatihan penguasaan TIK baik untuk guru dan staf lainnya.
7.  Adanya Time schedule yang jelas untuk pencapaian program
8.  Penentuan Investasi yang diperlukan secara berkala tiap tahun
9.  Mengidentifikasi perkembangan software dan kurikulum baru
10.  Mengadakan revisi perencanaan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
Dengan perencanaan yang matang, kita bisa mengembangkan TIK secara bertahap di madrasah agar tidak tertinggal dari sekolah lain. Program yang dibuat haru dilaksanakan secara berkelanjutan meskipun terjadi pergantian kepala dan majilis madrasah. Pemanfaatan TIK Sebagai Media Pembelajaran TIK bukan merupakan teknologi yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari hardware dan software.Ada hal penting yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran yaitu hardware dan software yang tersedia dan jenis metode pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya:
1. Presentasi
Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan menggunakan OHP atau chart. Peralatan yang digunakan sekarang biasanya menggunakan sebuah komputer/laptop dan LCD proyektor. Ada beberapa keuntungan jika kita memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilkan animasi dan film, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa untuk menangkap materi yang kita sampaikan. Software yang paling banyak digunakan
untuk presentasi adalah Microsoft Powerpoint. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan presentasi,
diantaranya:
a. Jangan terlalu banyak tulisan yang harus ditampilkan.
b. Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.
c. Perbanyak memasukkan gambar dan animasi
d. Usahakan bentuk presentasi yang interaktif.
2. Demonstrasi
Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan di depan kelas, misalnya eksperimen. Kita bisa membuat suatu film caracara melakukan suatu kegiatan misalnya cara melakukan pengukuran dengan mikrometer yang benar atau mengambil sebagian kegiatan yang penting. Sehingga dengan cara ini siswa bisa kita arahkan untuk melakukan kegiatan yang benar atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut.
Cara lain adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan animasi yang berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun tidak semuanya tersedia). Sebagai contoh untuk menampilkan arah vektor dari perkalian silang kita bisa mengakses internet dengan alamat http://www.upscale.utoronto.ca/GeneralInterest/Harrison/Flash/ClassMechanics/
RightHandRule/RightHandRule.html
3. Virtual Experiment
Maksud dari virtual eksperimen disini adalah suatu kegiatan laboratorium yang dipindahkan di depan komputer. Anak bisa melakukan beberapa eksperimen dengan memanfaatkan software virtual eksperimen misalnya Crocodile Clips. Software ini bisa didownload di http://www.crocodileclips. com/s3_1.jsp , tetapi kita harus register dulu untuk mendapatkan active code yang berlaku untuk satu bulan.
Metode ini bisa digunakan jika kita tidak mempunyai laboratorium IPA yang lengkap atau digunakan sebelum melakukan eksperimen yang sesungguhnya.
4. Kelas virtual
Maksud kelas virtual di sini adalah siswa belajar mandiri yang berbasiskan web, misalnya menggunakan moodle. Saya berikan contoh bentuk kelas maya yang sedang kami kembangkan di MAN 2 Ciamis.Pada kelas maya ini siswa akan mendapatkan materi, tugas dan test secara online. Kita sebagai guru memperoleh kemudahan dalam memeriksa tugas dan menilai hasil ujian siswa. Terutama hasil ujian siswa akan dinilai secara otomatis.
Sebenarnya banyak bentuk pemanfaatan TIK lainnya yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Tetapi semua itu tergantung kepada kita bagaimana cara memanfaatkannya.

TI

Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).[1]
Pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal, informasi bergambar, teks dan numerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi komputasi dan telekomunikasi. [2] Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam sebuah artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, di mana penulis Leavitt dan Whisler berkomentar bahwa "teknologi baru belum memiliki nama tunggal yang didirikan. Kita akan menyebutnya teknologi informasi (TI). ".[3] Beberapa bidang modern dan muncul teknologi informasi adalah generasi berikutnya teknologi web, bioinformatika, ''Cloud Computing'', sistem informasi global, Skala besar basis pengetahuan dan lain-lain.

 Sejarah

Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi, bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain tetapi itu tidak bertahan secara lama karena Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu.
Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, televisi, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.

 Informasi umum

Informasi dan Teknologi komunikasi 2005
TI adalah bidang pengelolaan teknologi dan mencakup berbagai bidang yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal seperti proses, perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa program , dan data konstruksi. Singkatnya, apa yang membuat data, informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format visual apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari TI. TI menyediakan bisnis dengan empat set layanan inti untuk membantu menjalankan strategi bisnis: proses bisnis otomatisasi, memberikan informasi, menghubungkan dengan pelanggan, dan alat-alat produktivitas.
TI melakukan berbagai fungsi (TI Disiplin/Kompetensi) dari meng-instal Aplikasi untuk merancang jaringan komputer dan Database informasi. Beberapa tugas yang TI lakukan mungkin termasuk manajemen data, jaringan, rekayasa perangkat keras komputer, database dan desain perangkat lunak, serta manajemen dan administrasi sistem secara keseluruhan. Teknologi informasi mulai menyebar lebih jauh dari konvensional komputer pribadi dan teknologi jaringan, dan lebih ke dalam integrasi teknologi lain seperti penggunaan ponsel, televisi, mobil, dan banyak lagi, yang meningkatkan permintaan untuk pekerjaan .
Di masa lalu, para (Dewan Akreditasi untuk Engineering dan Teknologi) dan Asosiasi untuk mesin komputasi telah bekerjasama untuk membentuk akreditasi dan standar kurikulum [4] untuk program degrees di Teknologi Informasi sebagai bidang studi dibandingkan  dengan Ilmu Komputer and Sistem Informasi. SIGITE (Special Interest Group for IT Education) adalah kelompok kerja ACM untuk mendefinisikan standar ini. Pendapatan layanan TI di seluruh dunia sebesar $ 763.000.000.000 di tahun 2009.[7]

Pertumbuhan dan kapasitas teknologi

Hilbert dan Lopez[8] mengidentifikasi kecepatan eksponensial perubahan teknologi (semacam hukum Moore): mesin 'aplikasi-spesifik untuk menghitung kapasitas informasi per-kapita memiliki sekitar dua kali lipat setiap 14 bulan antara 1986-2007; kapasitas per-kapita di dunia komputer tujuan umum telah dua kali lipat setiap 18 bulan selama dua dekade yang sama, kapasitas telekomunikasi global per-kapita dua kali lipat setiap 34 bulan; kapasitas penyimpanan dunia per kapita yang dibutuhkan sekitar 40 bulan untuk menggandakan (setiap 3 tahun); dan informasi siaran per kapita telah dua kali lipat sekitar setiap 12,3 tahun.[8]

TEKNIK LAS PATRI (Teknik Fabrikasi Logam)


Teknik Patri

T
erdapat banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih proses penyambungan logam meliputi : kekuatan dan keawetan, karakter fisik komponen yang akan digabungkan, bentuk sambungan, dan tingkat produksi yang diinginkan. Pematrian ialah suatu metode penyambungan bahan logam di bawah pengaruh panas dengan pertolongan bahan tambah logam atau campuran logam. Bahan tambah (biasa disebut patri) merupakan bahan logam atau campuran logam yang mudah melebur karena mempunyai titik lebur di bawah titik lebur bahan logam yang akan disambungkan.
 
 
Gambar 9.1. Teknik Pematrian
Seperti ditunjukkan pada tabel di atas, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk melakukan penyambungan logam, yaitu: sambungan mekanis (contohnya: baut, rivet), sambungan adhesif, pengelasan, dan pematrian (patri lunak dan patri keras). Semua metode di atas masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Pematrian (pematrian keras) atau pengelasan cocok digunakan pada penyambungan logam apabila kekuatan dan keawetan sambungan menjadi pertimbangan utama. Apabila kekuatan sambungan tidak begitu dipentingkan, atau sambungan yang dibutuhkan tidak bersifat permanen, maka pematrian lunak, sambungan adhesif atau sambungan mekanis merupakan pilihan yang lebih cocok.

Bahan logam yang akan disambungkan tidak ikut melebur, melainkan hanya terjaring oleh bahan patri yang meleleh. Sambungan bahan logam terjadi akibat lekatan erat (ikatan) patri pada bidang sambungan, yang tidak dapat dilepaskan tanpa dipanaskan ulang atau dirusak. Pembentukan oksida yang mengganggu pada bidang pematrian dapat dicegah dengan bahan pelumer atau pelindung.
   
Pematrian banyak digunakan pada sambungan konstruksi yang baikuntuk dipatri, namun tidak dapat dilas. Pematrian dapat dipertimbangkan untuk diterapkan pada kondisi-kondisi di bawah ini.
a. Sebagai pengganti pengelasan pada konstruksi bahan yang peka terhadap suhu pengelasan yang tinggi, yang dapat mengakibatkan kerugian (merubah struktur bahan, menyebabkan pengerutan, pengoyakan, retak ataupun pecah).
b. Untuk menyambung logam yang titik leburnya sangat berbeda, misalnya baja dan kuningan, tembaga, logam keras.
c. Untuk menyambung benda kerja yang sangat kecil, sangat tipis atau bentuknya istimewa dan tebalnya sangat berbeda.
d. Untuk pekerjaan perbaikan bagian yang sangat peka terhadap panas, misalnya perkakas.
e. Untuk pengedapan (sambung-an wadah, retak-retak, dan lain-lain).

Proses Terjadinya Ikatan Patri

Proses pengikatan di dalam pematrian hanya berlangsung pada permukaan bahan dasar yang akan disambung. Prinsip dasar yang membedakan pematrian dengan pengelasan ialah bidang pematrian dipanaskan, namun tidak sampai meleleh. Proses terjadinya ikatan patri dapat dijelaskan pada bagan berikut.

Bidang yang akan disambung (bidang pematrian) dipanaskan

Energi panas melelehkan patri, patri meleleh
dan menjaring bidang-bidang pematrian

Efek pori-pori (celah kapiler) bidang pematrian menyebabkan patri
yang meleleh terhisap dan merambat masuk
ke dalam celah pematrian

Patri mengeras dan mengikat diri dengan bahan dasar

Gambar 9.3. Bagan proses terjadinya ikatan patri
Ikatan patri tersebut ditimbulkan oleh tiga proses fisika yang secara terpisah atau bersama-sama memberikan pengaruhnya terhadap kekuatan sambungan pematrian.

a. Adhesi (daya lekat) antara patri dan bahan dasar. Patri melekat pada bahan dasar hanya karena daya lekat, akibatnya pada beban yang kecil sambungan pematrian akan mudah terlepas satu dengan yang lainnya.
b. Difusi (saling menyusup). Partikel patri yang terhalus menyusup ke dalam tata susun permukaan bahan dasar dan berakar (terjangkar) di sekitar batas butiran kristal. Proses ini sangat menentukan pembentukan ikatan patri yang kokoh. Kekuatan ikatan sama besar
dengan kekuatan patri.
c. Pembentukan leburan, proses pembentukan paduan antara patri dan bahan tambah. Apabila selisih titik lebur patri dan bahan dasar tidak terlalu jauh, maka dapat terjadi suatu paduan berlapis tipis di antara kedua logam tersebut. Paduan yang terjadi memiliki kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan patri murni, namun pembentukan leburan ini tidak selalu
terjadi pada semua logam.
  
Adhesi                                  Difusi                  Pembentukan Leburan

Gambar 9.4. Ikatan pada pematrian

Celah pematrian yang diselaraskan dengan baik dan sangat sempit akan meningkatkan kekuatan sambungan. Pada celah pematrian yang sempit hanya sedikit terdapat patri murni, sebagian besar patri telah melebur dan meresap ke dalam bahan dasar. Oleh karena itu dapat dihasilkan ikatan dengan kekuatan yang paling tinggi.
Gambar 9.5. Lapisan Suatu Ikatan Patri Normal
Prosedur dan Aturan Dasar Pada Pematrian

1.  Menentukan Besar Celah Sambungan

Sebagaimana kita ketahui, pematrian memanfaatkan prinsip kapilaritas untuk menghisap dan merambatkan bahan patri cair ke dalam celah pematrian. Besar celah sambungan sangat menentukan kekuatan ikatan patri. Oleh karena itu, sebelum melakukan pematrian kita harus mengatur celah pematrian yang tepat agar daya kapilaritas dapat bekerja dengan efektif.

Prinsip dasar : Celah pematrian hendaknya sempit. Patri merambat ke dalam bidang pematrian memanfaatkan efek pori-pori (kapiler), sehingga patri hanya dapat merambat pada bidang pematrian yang berdampingan dekat sekali. Apabila celah terlalu renggang, tegangan pribadi (daya kohesi) dari patri akan mencegah perambatan.
Grafik di bawah ini menunjukkan pengaruh dari variasi besarnya celahm pematrian terhadap kekuatan regangan sambungan yang dihasilkan, pada pematrian baja tahan karat (stainless steel).

Gambar 9.6. Grafik Pengaruh Besar Celah Pematrian Terhadap Kekuatan Sambungan

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa kekuatan sambungan terbesar (135,000 psi/930.8 MPa) diperoleh pada celah pematrian 0,0015" (0,038 mm.) Apabila celah pematrian yang terlalu sempit, patri sulit merambat masuk ke celah sambungan sehingga kekuatan sambungan yang dihasilkan berkurang. Apabila celah sambungan lebih lebar dari yang diperlukan, kekuatan sambungan akan menurun dengan drastis hingga mencapai kekuatan yang sama dengan kekuatan bahan patri itu sendiri.

Keterangan :
a. Lebar celah (S) yang benar. Patri (L) meleleh dan merambat memenuhi segenap
celah. Bahan pelumer (F) mencegah pembentukan oksid (O).
b. Lebar celah yang terlalu besar, mengakibatkan patri tidak dapat meresap.
c. Penyaluran patri pada celah pematrian yang tidak sama besar. Celah tidak boleh
membesar pada arah aliran patri, hal ini dapat menghambat perambatan patri.
Arah penyaluran yang benar adalah dari celah yang lebih lebar ke arah celah
yang menyempit.

Lebar celah pematrian yang diperlukan untuk memperoleh kekuatan sambungan bergan-tung pada jenis patri yang digunakan. Pada umumnya, semakin encer patri maka celah pematrian harus semakin sempit. Patri dari jenis tembaga dan perak yang encer menuntut celah yang lebih sempit daripada yang dibutuhkan oleh patri kuningan dan patri lunak yang kental. Kecepatan perambatan patri encer lebih besar daripada kecepatan perambatan patri kental.

Gambar 9.8. Perbandingan Celah Pematrian Berdasarkan Kekentalan Patri

Faktor lain yang harus diperhatikan dalam menentukan besar celah pematrian adalah pemuaian bahan logam yang akan dipatri. Proses pematrian dilakukan pada suhu yang cukup tinggi, sehingga kita harus memperhatikan nilai regangan/ pemuaian (sebagai contoh, perhatikan tabel COE’s coefficient of thermal expansion) bahan logam yang akan dipatri. Hal ini terutama terjadi pada pematrian dua bahan logam yang berbeda.

Contoh :

Pematrian antara bushing yang terbuat dari bahan kuningan atau tembaga dengan poros yang terbuat dari baja. Konstruksi bushing berada di bagian dalam, sedangkan baja berada di bagian luar (lihat gambar 9.9.a).
Pada saat dipanasi, kuningan ataupun tembaga akan memuai lebih besar daripada baja, sehingga besar celah pematrian yang telah dipersiapkan sebelumnya akan berubah menjadi lebih sempit. Untuk mengatasi hal tersebut maka celah pematrian harus dibuat lebih lebar. Dalam kondisi ini, lapisan patri yang liat harus menyeimbangkan regangan panas yang berbeda pada bahan dasar. Semakin lebar celah, akan semakin kecil perubahan bentuk bahan patri yang diakibatkan oleh selisih regangan.
Prinsip yang sama juga berlaku pada pematrian kuningan dan baja dengan kondisi di bawah ini. Bagian luar komponen yang terbuat dari kuningan akan dipari dengan bagian dalam komponen yang terbuat dari bahan baja (Gambar 9.9.b).
Pada saat pematrian, kuningan akan memuai lebih besar dari pada baja, sehingga celah pematrian akan melebar. Untuk mengantisipasi hal ini, maka pada saat persiapan celah pematrian harus dibuat lebih sempit .

 

a.                                                         b.
Gambar 9.9. Pengaturan Celah Pematrian Komponen yang Koefisien Muainya Sangat Berbeda

Bidang Patrian Harus Bersih

Patri merambat lebih baik pada bidang patrian yang mengkilap. Hal ini dikarenakan daya kapilaritas hanya akan bekerja dengan baik pada permukaan bidang patrian yang bersih. Kondisi kotor pada bidang patrian yang kecil sekalipun seperti cat warna, karat, gemuk, kotoran, keringat tangan maupun kotoran oksid akan menghalangi ikatan patri dengan bahan dasar.
Kondisi tersebut akan terlihat pada munculnya gelembung patri pada keadaan cair. Oleh karenanya benda kerja harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pematrian. Permukaan benda kerja yang berminyak akan mengangkat flux, sehingga logam dasar tidak terlapisi flux dan teroksidasi pada saat dipanaskan. Minyak dan gemuk akan
terkarbonisasi pada saat dipanaskan, dan membentuk lapisan minyak sehingga menghalangi aliran patri cair. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk membersihkan benda kerja adalah :


a. Menghilangkan minyak dan gemuk yang menempel pada permukaan benda kerja menggunakan pelarut minyak (degreasing solvent), uap atau larutan pembersih alkali.
b. Menghilangkan lapisan oksida atau kerak secara mekanis atau kimia.

Proses mekanis dapat ditempuh dengan menggunakan metode abrasif (menggunakan amplas, kikir, atau gerinda), yang dilanjutkan dengan mencuci benda kerja.
Proses kimia dapat dilakukan menggunakan larutan asam (acid pickle treatment). Pastikan bahwa zat kimia yang digunakan sesuai dengan bahan dan jenis benda kerja yang dibersihkan, dan setelah proses pembersihan pastikan bahwa tidak ada sisa larutan yang tertinggal pada benda kerja. Tabel larutan asam kimia (pickling solution chart) akan memudahkan kita memilih jenis larutan asam yang sesuai dengan benda kerja yang akan dibersihkan. Segera setelah pengilapan, oleskan bahan kimia (bahan pelumer) pada permukaan benda kerja untuk mengantisipasi oksida terbentuk kembali oleh zat asam (oksigen dalam udara). Dapat pula dilakukan pencegahan dengan sesegera mungkin melakukan pematrian atau melakukan pematrian di bawah gas pelindung.

3. Memberikan bahan pelumer pada benda kerja sebelum pengerjaan pematrian (untuk pematrian pada udara terbuka), atau melakukan pematrian di bawah gas pelindung.

Bahan pelumer (flux) merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk melapisi permukaan sambungan benda kerja sebelum pematrian. Bahan pelumer sangat diperlukan dalam pekerjaan pematrian. Proses pemanasan benda kerja meningkatkan pembentukan oksida yang dihasilkan oleh reaksi kimia antara benda kerja yang dipanaskan dengan kadar oksigen yang terkandung dalam udara bebas. Oksida yang terbentuk akan menghambat perambatan patri cair, sehingga harus dilakukan pencegahan. Lapisan bahan pelumer pada permukaan benda kerja akan melindungi kontak benda kerja dengan udara luar, mencegah dan menyerap timbulnya oksidasi yang terjadi selama proses pemanasan, melarutkan selaput oksida yang selalu ada pada permukaan bahan dasar dan patri secara kimiawi, mengubahnya menjadi terak cair selama pematrian.
Proses kerja bahan pelumer adalah sebagai berikut. Sewaktu proses pematrian berlangsung, bahan pelumer mendesak udara keluar dari celah pematrian, dan menggiring patri cair yang mengalir ke dalam bidang pematrian yang secara kimia telah bersih. Disamping itu, bahan pelumer juga mengurangi tegangan permukaan sehingga patri
cair mudah merambat.

Gambar 9.10. Proses Kerja Bahan Pelumer Pada Pekerjaan Pematrian


Selain sebagai pelindung benda kerja dari oksidasi, kondisi bahan pelumer juga dapat dijadikan indikator pemantau temperatur pematrian untuk mencegah benda kerja dari pemanasan yang berlebihan (mencegah overheating
.

Temperatur Kondisi Bahan Pelumer

212°F (100°C) Bahan pelumer terlihat seperti air mendidih.
600°F (315° C) Bahan pelumer berubah warna menjadi putih, sedikit mengembang dan mulai stabil.
800°F (425°C) Bahan pelumer terlihat merata pada permukaan benda kerja dan berwarna putih susu.
1100°F (593°C) Bahan pelumer berubah warna menjadi bening seperti air. Permukaan benda kerja jelas terlihat. Periksa temperatur dengan menyentuhkan patri ke permukaan benda kerja. Apabila patri langsung meleleh, hal ini menunjukkan bahwa temperatur pematrian telah tercapai.

Bahan pelumer pada umumnya hanya disalurkan sebelum proses pematrian, tetapi terdapat beberapa proses pematrian yang memungkinkan dilakukannya penambahan bahan pelumer sewaktu proses pematrian berlangsung.
Menurut wujudnya, terdapat bahan pelumer cair, butiran, pasta, dan gas. Beberapa Bahan pelumer dicampur dengan patri atau terbungkus dalam patri yang berbentuk pipa sehingga waktu pematrian dapat lebih singkat. Pematrian di bawah gas pelindung atau di dalam ruang hampa tidak memerlukan bahan pelumer.
Menurut susunan kimianya, tersedia banyak macam bahan pelumer yang terdapat di pasaran. Misalnya bahan pelumer serbaguna untuk pematrian lunak logam berat seperti senyawa Zn Chlorid atau Zn- Ammoniumchlorid, bahan pelumer untuk bahan yang peka terhadap oksidasi, bahan pelumer untuk periode pemanasan yang lama, dan bahan pelumer untuk mesin patri otomatis.
Pemilihan bahan pelumer ini harus disesuaikan dengan bahan dasar atau metode pematrian, disesuaikan dengan standar atau petunjuk yang ada.

4 .Pematrian dalam Perlindung-an Gas

Secara prinsip, kontak antara permukaan benda kerja dengan oksigen
pada pekerjaan pematrian akan menimbulkan oksidasi. Selain menggunakan bahan pelumer, oksidasi dapat dihindarkan dengan cara melakukan pematrian di dalam ruangan vakum atau dalam ruangan yang dilindungi gas.
Metode ini digunakan pada pematrian keras. Gas pelindung yang dapat digunakan diantaranya adalah : nitrogen, hidrogen atau dissociated ammonia. Metode pematrian ini biasanya dilakukan
secara utuh di dalam tungku pembakaran dengan atmosfer yang dikontrol atau dalam tungku pembakaran vakum. Tanpa adanya kontak antara benda kerja dengan oksigen, proses oksidasi dapat dihindarkan dan dihasilkan sambungan pematrian yang bersih dan
bagus. Penggunaan gas pelindung juga meniadakan proses pembersihan benda kerja setelah pematrian.
Karena kelebihan-kelebihan tersebut, pematrian mengguna-kan gas
pelindung menjadi daya tarik tersendiri bagi industri yang
memperhatikan kualitas produk dan keberlangsungan industri yang
berkelanjutan.

5 . Mengatur Suhu Pematrian

Suhu pematrian sangat berpengaruh terhadap kualitas sambungan pematrian yang dilakukan. Apabila suhu pematrian terlalu rendah, patri tidak meleleh sempurna sehingga patri membentuk butiran dan tidak dapat merambat. Sebaliknya apabila suhu pematrian terlalu tinggi, maka patri akan menguap.
Suhu terendah pada bidang pematrian yang masih memungkinkan pelelehan, penjaringan, perambatan dan pengikatan patri cair disebut sebagai suhu kerja (dalam gambar di bawah ini disimbulkan dengan AT). Suhu kerja pematrian harus berada di bawah titik lebur bahan dasar.
Gambar 9.13. Tahap Lebur Patri

Keterangan :
1 = Padat,
2 = Membubur (daerah peleburan),
3 = Cair (daerah suhu kerja AT).
So = Titik padat (solidus)
Li = Titik cair (liquidus)

Bagian terbesar patri tidak memiliki titik lebur yang pasti, melainkan cair di dalam suatu daerah suhu tertentu, yaitu di antara titik So dan titik Li. Rentang daerah antara titik So dan titik Li disebut daerah lebur. Setiap jenis patri mempunyai daerah lebur yang berbeda-beda. Pada titik So, patri mulai beralih dari wujud padat ke wujud lebur. Di dalam daerah lebur, patri sudah melebur namun belum seluruhnya, sehingga masih terdapat terdapat butiran kristal yang masih padat. Titik Li menunjukkan suhu peralihan wujud patri secara keseluruhan menjadi cair. Suhu kerja pematrian yang paling baik berada di sekitar titik Li, dimana patri berada dalam keadaan cair seluruhnya.


6 . Membersihkan Sambungan Hasil Pematrian

Sambungan hasil pematrian harus dibersihkan setelah pengerjaan pematrian selesai. Proses pembersihan sambungan pada umumnya terdiri atas dua langkah, yaitu :
 (a) membersihkan sisa-sisa bahan pelumer,
(b) membersihkan benda kerja dari terak oksida yang terbentuk selama proses pematrian.

Pembersihan sisa-sisa bahan pelumer merupakan pekerjaan yang sederhana, namun penting untuk dilakukan. Sisa bahan pelumer bersifat korosif dan dapat mengurangi kekuatan sambungan apabila tidak dibersihkan dari permukaan benda kerja. Kebanyakan bahan pelumer mudah larut dalam air, maka pembersihan sisa bahan pelumer dapat dilakukan dengan cara merendam benda kerja dalam air hangat (120°F/50°C atau lebih). Cara yang terbaik adalah melakukan pembersihan saat benda kerja tersebut masih panas,
namun pastikan bahwa sambungan patri telah mengeras sepenuhnya sebelum dicelupkan ke dalam air. Sisa-sisa bahan pelumer akan mengelupas pada saat benda kerja direndam dalam air, dan pembersihan dapat dipercepat dengan bantuan sikat kawat. Pembersihan sisa bahan pelumer akan menemui kesulitan apabila proses pematrian mengalami overheat, sehingga sisa bahan pelumer jenuh dengan oksidasi. Biasanya pada kondisi demikian sisa bahan pelumer berubah warna menjadi hijau atau kehitaman. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk membersihkan sisa bahan pelumer pada kondisi ini adalah dengan bantuan zat kimia. Senyawa hydrochloric acid 25% yang dipanaskan hingga temperatur 140 –M160°F (60 – 70°C) biasanya dapat digunakan untuk membersihkanMsisa-sisa bahan pelumer yang membandel. Benda kerja direndam dalam larutan selama 30 detik - 2 menit. Tidak perlu disikat, sisa bahan pelumer akan mengelupas dengan sendirinya.

Perhatian :NZat kimia ini sangat keras, oleh karena itu dianjurkan memakai masker wajah dan sarung tangan saat mencelupkan benda kerja ke dalam larutan. Setelah benda kerja bersih dari sisa bahan pelumer, gunakan solusi kimiawi untuk menghilangkan oksida yang tertinggal pada permukaan benda kerja yang tidak terlindungi bahan pelumer saat proses pematrian. Patuhi petunjuk dari pabrik pembuat bahan patri yang digunakan. Benda kerja yang telah dibersihkan dari sisa bahan pelumer dan oksida tidak memerlukan pengerjaan lanjut dan benda kerja siap digunakan. Amplas halus juga dapat digunakan untuk mengkilapkan sambungan. Jika benda kerja akan disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama, olesi benda kerja dengan minyak atau pelapis anti karat.

Klasifikasi Pematrian Secara Umum

Teknik pematrian dikelom-pokkan menurut suhu lebur dan kekuatan patri, bentuk sambungan pematrian, metode dan sumber panas yang digunakan.
1. Berdasarkan suhu lebur dan kekuatan patri, pematrian dibedakan menjadi dua, yaitu pematrian lunak dan pematrian keras. Pematrian lunak. Titik lebur patri lunak di bawah 450oC (840oF). Pada umumnya kekuatan patri lebih rendah daripada kekuatan bahan dasar.
Pematrian keras. Titik lebur patri keras di atas 450oC (840oF). Kadang-kadang kekuatan patri sedikit lebih rendah, namun seringkali lebih tinggi daripada kekuatan bahan dasar.
2. Berdasarkan bentuk tempat sambungan, pematrian dibedakan
menjadi dua, yaitu : (a) pematrian celah, dan (b) pematrian sambungan.
Pematrian celah. Bidang patrian terletak sejajar satu diatas yang lainnya atau berdampingan dengan celah sempit (0,03 s/d 0,25 mm). Efek pori-pori celah sambungan akan menghisap patri yang dilelehkan sehingga terjadi proses penyambungan. Apabila perambatan patri terjadi dengan baik maka akan diperoleh suatu kekuatan sambungan
yang tinggi.
Terdapat 3 macam sambungan yang dapat diterapkan pada pematrian celah, yaitu : (a) sambungan ujung (butt joint), (b) sambungan tumpang (lap joint), dan sambungan kombinasi ujungtumpang (butt-lap joint).
Pada pematrian celah, semua permukaan sambungan harus dipanaskan secara merata sesuai suhu yang diperlukan. Pematrian celah dapat diterapkan baik pada pematrian lunak maupun keras.
 
 

Gambar 9.14. Pematrian Celah

Pematrian sambungan. Bagian sambungan disiapkan dengan bentuk I, V, atau X. cara pematrian mirip dengan pengelasan leleh, patri dibubuhkan sedikit demi sedikit hingga sambungan terpenuhi seluruhnya.
Pematrian sambungan hanya diterapkan pada pematrian keras.
 
Gambar 9.15. Pematrian Sambungan

3. Berdasarkan metode dan sumber panas, pematrian dibedakan sebagai berikut.

Pematrian dengan Tuas Patri.

Merupakan pematrian dengan patri yang diletakkan, atau pematrian bidang yang disepuh awal dengan seng, tuas patri dijalankan dengan tangan atau mesin. Metode pematrian ini memerlukan bahan pelumer, dan cocok diterapkan pada pematrian lunak. Keuntungan metode ini adalah daerah pemanasan kecil, sehingga pengerutan benda kerja akibat panas menjadi sangat kecil.
Gambar 9.16. Pematrian dengan Tuas Patri

Pematrian dengan Api.

Pematrian menggunakan alat pembakar yang digerakkan dengan tangan (pembakar patri, brander las dengan api lunak). Pada umumnya pada pematrian ini dibutuhkan bahan pelumer. Metode pematrian dengan api dapat diterapkan pada pematrian lunak maupun keras.
Gambar 9.17. Pematrian dengan Api

Pematrian Tungku.

Merupakan pematrian yang dilakukan di dalam tungku tahapan, tungku menerus atau tungku rendam yang dipanaskan dengan gas atau listrik. Benda kerja dibubuhi bahan pelumer dan patri, kemudian dimasukkan ke tungku untuk dipanaskan hingga solder meleleh. Pematrian tungku diterapkan pada pematrian keras.

Pematrian Tungku di bawah Gas Terlindung.

Metode ini banyak diterapkan pada pengerjaan beruntun. Benda kerja yang dibubuhi patri dipanaskan di dalam tungku yang dipenuhi gas pelindung. Gas pelindung berfungsi mencegah terjadinya proses oksidasi pada bagian yang dipatri. Dengan demikian pada pematrian ini tidak lagi diperlukan bahan pelumer.

Pematrian Baja Metode Kumparan Induksi di dalam Ruang Pemanas dengan Gas Argon

Gambar 9.18.a. Pematrian Tungku di Bawah Gas Pelindung
Pematrian Keras pada Ruang Vakum dari Stainless Steel
Gambar 9.18.b. Pematrian Tungku di Bawah Gas Pelindung

Pematrian Tahanan.

Merupakan metode pematrian dengan memanfaatkan energi panas yang dihasilkan dari tahanan listrik. Metode ini diterapkan pada pematrian lunak dan keras, misalnya pematrian tumpu kawat telanjang, pelat tipis dan pipa.
Gambar 9.19. Pematrian Tahanan

Pematrian Selam.

Merupakan metode pematrian dengan cara menyelamkan benda kerja yang telah dibubuhi bahan pelumer ke dalam suatu patri cair. Keuntungan pematrian selam adalah benda kerja dapat diberikan pemanasan terlebih dahulu sebelum penyelaman. Metode ini dapat digunakan pada beberapa pengerjaan secara serentak, misalnya pada pematrian ujung kumparan segmen kolektor. Pematrian selam dapat diterapkan pada pematrian lunak maupun keras.

Pematrian Rendaman Garam.

Merupakan metode pematrian benda kerja di dalam suatu kubangan garam cair yang dipanaskan dengan energi gas, minyak ataupun listrik. Garam cair juga dapat berfungsi sebagai pelindung oksidasi, sehingga pada pematrian ini tidak diperlukan lagi bahan pelumer. Metode ini dapat diterapkan untuk pematrian serentak, pematrian pada bagian yang sulit dijangkau, dan untuk pengerjaan beruntun.

Pematrian Imbas (Induksi).

 Merupakan pematrian dengan arus frekuensi menengah atau tinggi yang diimbaskan. Penghantar yang mengalirkan arus pengimbas tidak menyentuh benda kerja, benda kerja dipanaskan oleh arus pusar yang diimbaskan.
Gambar 9.20. Pematrian Imbas

Patri dimasukkan dalam jumlah dan bentuk tertentu (selaput, kawat, atau solder tabur). Pemanasan berlangsung sangat cepat dan terbatas pada daerah pematrian yang dikehendaki. Metode ini diterapkan pada pengerjaan beruntun bagian-bagian tipis dari bahan baja atau paduan yang mengandung nikel.

Pematrian Sepuh.

Merupakan pematrian dengan metode galvanis, mekanis atau kimia. Patri berupa lapisan tipis (0,003 – 0,02 mm) diletakkan di atas benda kerja yang telah diolesi bahan pelumer, atau dapat pula disemprotkan sesaat sebelum pematrian. Metode ini mampu menghemat waktu terutama pada pengerjaan beruntun.
Pada proses produksi barang-barang secara massal, digunakan mesin patri otomatis yang dapat melakukan pekerjaan beruntun secara terus menerus, mulai dari tahap awal pematrian sampai pengambilan kembali bagian-bagian yang telah selesai dipatri.